Mei 2013 - Hijaubiru

Jumat, 24 Mei 2013

Sherlock Holmes: Serial TV
Mei 24, 20130 Comments



Postingan kali ini masih berhubungan dengan postingan sebelumnya. Masih berbau-bau detektif London yang tersohor itu, Sherlock Holmes. Lha terus, apa bedanya? Ya bedanya, kalau di postingan ini saya membahas selentingan kabar antara Holmes dan Irene Adler, maka di posting yang ini saya akan bahas tentang Sherlock Holmes yang difilmkan dan tayang di TV.

Tayang di TV? Yup. Sekarang, kisah Sherlock Holmes nggak cuma difilmin di layar lebar aja. Cerita ini sudah dibuat versi serialnya. Jadi, tayang di TV pada hari-hari tertentu. Macam sinetron gitu (cuma ceritanya beda banget sama sinetron kebanyakan, anyway). Sayangnya, serial ini cuma tayang di BBC Channel, Inggris.

Penonton yang baru pertama kali ngelihat serialnya mungkin kaget, “Kok gini? Nggak bau-bau abad pertengahan sama sekali?”. Iya, memang. Dalam seri TV, kisah Sherlock Holmes memang sengaja diadaptasi dalam bentuk modern. Jadi, kalau di novel Watson nulis memoar kisah-kisah petualangan mereka, maka di seri TV, Watson menulisnya dalam bentuk blog. Kalau di novel, detektif konsultan ini bakal sering naik kereta kuda (yang zaman itu keberadaannya mirip ojek, gampang ditemuin di jalan-jalan), maka di seri TV, Holmes akan naik taksi. Dan banyak perbedaan lainnya (yang emang dibuat gitu).

Lha trus, ceritanya jadi beda dong?

Prinsip cerita tetap sama dengan novel. Hanya, memang ada perbedaan-perbedaan. Misalnya: dalam novel, Holmes dianggap meninggal akibat jatuh dari air terjun. Di seri TV, Holmes meninggal karena jatuh dari atap gedung. Kadang ada juga perbedaan gede, yang sejatinya nggak ada di novel seperti penambahan tokoh yang aslinya nggak ada di novel seperti Molly Hooper (analis di Barts) atau Donovan (polisi yang sensi abis pada Holmes). Hal ini merupakan kreativitas produser (karena dibikin semirip apapun, kalau setting waktunya udah beda, pasti butuh pendekatan beda kan?).

Meski kadang terdapat perbedaan besar, seri TV ini tetap worth it. Bukan karena banyak perbedaan dengan versi asli, lalu jadi ngebosenin. Nggak. Seri TV ini tetap aja menarik. Coba deh, ditengok dulu di youtube.

Holmes versi seri TV ini sudah tayang di BBC Channel sejak Juli 2010. Sejauh ini, sudah ada enam judul yang tayang hingga 2012. Untuk 2013,  kayaknya sih masih proses produksi karena di mbahWiki belum ada tanggal mulai tayangnya. Enam judul itu antara lain:
  1. A Study In Pink (2010)
  2. The Blind Banker (2010)
  3. The Great Game (2010)
  4. A Scandal In Belgravia (2012) -berdasarkan kisah A Scandal In Bohemia
  5. The Hounds of Baskerville (2012)
  6. The Reichenbach Fall (2012)

Untuk judul pertama, kelima, dan keenam, diadaptasi dari kisah berjudul sama. Namun, untuk judul kedua dan ketiga, saya belum menemukan kisah aslinya. Ada yang tahu?

Di awal postingan, saya bilang bahwa Watson menulis blog sebagai ganti memoar. Uniknya, blog ini benar-benar ada di dunia maya di alamat http://www.johnwatsonblog.co.uk/. Nggak itu aja, blog Holmes pun ada di http://www.thescienceofdeduction.co.uk/.


Pemeran:
Benedict Cumberbatch sebagai Sherlock Holmes
Mark Gatiss sebagai Mycroft Holmes
Martin Freeman sebagai John Watson
Una Stubbs sebagai Mrs. Hudson
Louise Brealey sebagai Molly Hooper
Rupert Graves sebagai Detective Inspector Lestrade
Andrew Scott sebagai James Moriarty
Vinette Robinson sebagai Sergeant Sally Donovan

Muncul di The Blind Banker:
Zoe Telford sebagai Sarah
Gemma Chan sebagai Soo Lin Yao
Al Weaver sebagai Andy Galbraith
Dan Percival sebagai Eddie Van Coon
Paul Chequer sebagai Detective Inspector Dimmock
Howard Goggins sebagai Brian Lukis
Olivia Poulet sebagai Amanda

Muncul di The Hounds of Baskervilles:
Russel Tovey sebagai Henry Knight
Amelia Bullmore sebagai Dr. Stapleton
Clive Mantle sebagai Dr. Frankland
Sasha Behar sebagai  Dr. Mortimer

Muncul di A Scandal in Belgravia:
Lara Pulver sebagai Irene Adler

Executive Producer: Mark Gatiss, Steven Moffat, Sue Vertue, Beryl Vertue.
Reading Time:

Senin, 20 Mei 2013

Sherlock Holmes: Irene Adler
Mei 20, 20130 Comments
Setahun yang lalu, saya menemukan sebuah buku berjudul Sherlock Holmes: The Game of Passion. Di bawahnya ada tambahan tulisan: Kisah Cinta Sherlock Holmes & Irene Adler.

Sumber gambar: dokumen pribadi

Hm... Kisah cinta? Sherlock Holmes?

Untuk manusia dingin yang selalu berpegang pada nalar, yang pernah berkata, "I've always assume that love is a dangerous disadvantage", hal ini nyaris nggak mungkin.

Tapi, bagaimana dengan Irene Adler?

Irene Adler hanya muncul sekali di dalam kumpulan cerita Holmes, yang ditulis Watson, pada Skandal di Bohemia. Sedangkan dalam kasus lain, hanya disebutkan namanya tanpa ikut muncul, yaitu dalam Kasus Identitas, Petualangan Carbuncle Biru, Misteri Lima Biji Jeruk, dan Penghormatan Terakhir.

Dalam Skandal di Bohemia, Holmes diminta mengambil sebuah potret. Potret tersebut adalah potret sang klien, raja Bohemia, dengan seorang wanita, Irene Adler. Raja tersebut akan menikah dan ia tak ingin masa lalunya sebagai kekasih Adler terungkap, mengingat skandal itu bisa berakibat buruk pada negaranya.

Holmes pun berencana mengambil potret itu dengan menyamar. Ia menyamar sebagai seorang pendeta yang melindungi miss Adler dari sebuah kerusuhan kecil (yang sudah direncakannya). Holmes akan pura-pura terluka sehingga dibawa ke dalam rumah sang primadona. Di sana, Holmes akan mulai mencari di mana potret itu disimpan dengan taktiknya sendiri.

Siasat berhasil. Holmes berhasil mengetahui tempatnya dan segera kembali ke Baker Street. Esoknya, ia kembali ke rumah tersebut bersama raja Bohemia dan Watson. Betapa terkejutnya Holmes saat pelayan mengatakan ia sudah menantikan Holmes dan menyampaikan bahwa nyonyanya, Irene Adler, sudah meninggalkan Inggris bersama suaminya, Godfrey Norton, yang baru dinikahinya kemarin (Holmes yang saat itu memata-matai menjadi saksi nikah mereka). Holmes kaget, tentu saja, bahwa rencananya bisa diketahui dengan pasti oleh seorang perempuan, makhluk yang ia anggap sentimentil. 

Irene Adler sudah pergi dengan suaminya. Kasus ditutup. Sang raja bersedia memberikan apa saja untuk Holmes. Tapi alih-alih meminta hadiah mahal, Holmes hanya meminta foto Irene Adler. Permintaan yang, tentu saja, langsung diluluskan oleh raja.

Di sini, Watson menambahkan bahwa Holmes terkesan akan kecerdasan wanita itu. Bukan mencintainya. Tertarik, ya. Tapi tertarik dalam artian berbeda, tertarik dalam artian tertarik akan kecerdasannya menebak rencana Holmes.

Itu, dalam buku ciptaan Sir Arthur Conan Doyle.

Namun, dalam sebuah episode yang ditayangkan BBC Channel, tampaknya Holmes memang dibuat seakan-akan menyukai Irene Adler. Entah maksud aslinya, tapi menurut saya kesan yang ditampilkan begitu. Mulai dari raut wajah Holmes saat tahu bahwa Irene Adler tidak meninggal hingga Holmes yang rela pergi ke Karachi untuk menyelamatkan Adler yang hendak dipenggal kawanan teroris (cerita dalam novel asli dan serial di BBC Channel memiliki banyak perbedaan, meski prinsipnya diusahakan sama). Meskipun terlihat bahwa Holmes sangat berusaha menyembunyikannya. Bahkan, John Watson dan Molly Hooper pun sempat curiga akan perasaan Holmes. Ya, tapi, siapa sih yang bisa nebak perasaan dingin begitu?

"He's Sherlock. How will we ever know what goes on in that funny old head?", kata Mrs. Hudson saat Watson mengungkapkan kecurigaannya (dalam seri BBC).

Untuk seorang yang pernah bilang (dalam serial TV, lagi) pada Irene Adler:
"I imagine John Watson thinks love is a mistery to me but the chemistry is incredibly simple and very destructive"
dan
"I've always assumed that love is a dangerous disadvantage. Thanks for the final proof"
cukup membingungkan apa Holmes benar-benar memiliki chemistry dengan Irene Adler (dalam serial) atau tidak.

Jadi, kesimpulan saya sendiri:
Dalam novel, Holmes hanya tertarik pada kecerdasan miss Adler.
Dalam serial BBC, mungkin Holmes tertarik dalam arti ketertarikan lawan jenis.


Reading Time: